Nusi Ari Kapuas

Ecosystem Builder:
Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL)

Ecosystem Builder

  • RESTIANA PURWANINGRUM
  • GIZA FERISTYA SARI
  • ELFIRA WAHDALIA

Tentang Ekosistem

Ekosistem Nusi Ari Kapuas (Cerita dari Sungai Kapuas) adalah aksi kolektif yang berfokus merawat sungai, budaya, dan kehidupan masyarakat di sepanjang DAS Kapuas, Kalimantan Barat. Ekosistem ini menyatukan aktor lintas komunitas, kabupaten, dan sektor yang peduli pada pelestarian alam, penguatan identitas sosial-budaya, serta keberlanjutan pangan lokal di wilayah hulu–hilir Kapuas.

Why: Kenapa Ekosistem Ini Tercipta?

Ekosistem Nusi Ari Kapuas (Cerita dari Sungai Kapuas) adalah aksi kolektif yang berfokus merawat sungai, budaya, dan kehidupan masyarakat di sepanjang DAS Kapuas, Kalimantan Barat. Ekosistem ini menyatukan aktor lintas komunitas, kabupaten, dan sektor yang peduli pada pelestarian alam, penguatan identitas sosial-budaya, serta keberlanjutan pangan lokal di wilayah hulu–hilir Kapuas.

How: Bagaimana Ekosistem Menjawab Tantangan?

Ragam persoalan di sepanjang DAS Kapuas bersifat kompleks dan saling terhubung, mulai dari kerusakan lingkungan hingga melemahnya identitas budaya. Pendekatan ekosistem memungkinkan berbagai pihak bekerja bersama, saling melengkapi sumber daya, keahlian, dan peran untuk menciptakan dampak yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Keterhubungan ini membuat pembagian peran lebih jelas, koordinasi lebih mudah, dan upaya kolektif lebih efektif. Layaknya puzzle, setiap kontribusi menjadi bagian penting yang ketika disatukan membentuk solusi utuh bagi keberlanjutan Kapuas dan masyarakat yang bergantung darinya.

Peta Aktor Ekosistem

Peta ini memuat aktor penggerak dari ragam sektor dan latar belakang dalam Ekosistem Nusa Ari Kapuas.

  1. KOMUNITAS: 7
  2. KELOMPOK MASYARAKAT PELAKU SENI DAN BUDAYA: 6
  3. INDIVIDU: 2
  4. MAHASISWA/UNIVERSITAS: 1
  5. GOVERNMENT: 1
  6. OMS: 5
  7. SWASTA: 1
  8. UMKM: 5
  9. DONOR: 1

Praktik Berbagi Daya

Ekosistem Nusi Ari Kapus berbagi daya sesuai dengan fokus, kekuatan, dan disiplin dari masing-masing anggota ekosistem yang terlibat.

Visi 2026

Sudah muncul prototip kabupaten lestari dan mandiri yang bisa direplikasi oleh banyak kabupaten lain di Indonesia, tentu dengan mempertimbangkan potensi dan kekuatan dari masing-masing daerah. Selain itu, telah muncul pula wilayah yang dapat menjadi ‘cetak biru’ bagi jenis pembangunan ekologis. Keberhasilan ini menjadi testimoni akan bagaimana pembangunan yang selaras dengan alam bukan hanya mungkin dilakukan, namun dapat mensejahterakan warga.