Kolektifa Ruang

Ecosystem Builder:
Gemawan

Ecosystem Builder

  • ARNIYANTI
  • KRISTIAWAN BALASA
  • CANTYA ZAMZABELLA
  • ILHAM PRATAMA

Tentang Ekosistem

Ekosistem Kolektifa Ruang lahir dari pertemuan lintas komunitas di Pontianak dan Kalimantan Barat. Ekosistem ini berakar pada keyakinan bahwa masa depan kota tak bisa dilepaskan dari cerita hulu: dari sungai, kampung, dan pengetahuan lokal yang membentuknya. Dari hulu belajar, di kota menyemai—memahami iklim dengan melintasi hulu hingga kota.

Why: Kenapa Ekosistem Ini Tercipta?

Ekosistem Kolektifa Ruang lahir dari pertemuan lintas komunitas di Pontianak dan Kalimantan Barat. Ekosistem ini berakar pada keyakinan bahwa masa depan kota tak bisa dilepaskan dari cerita hulu: dari sungai, kampung, dan pengetahuan lokal yang membentuknya. Dari hulu belajar, di kota menyemai—memahami iklim dengan melintasi hulu hingga kota.

How: Bagaimana Ekosistem Menjawab Tantangan?

Pendekatan ekosistem berpijak pada kesadaran bahwa semua saling terhubung; krisis di hulu akan berbalik menjadi krisis di kota, dan kebijakan di kota akan memengaruhi daya hidup masyarakat di hulu. 

Melalui keterhubungan yang hidup, perubahan tidak lagi berhenti pada proyek atau intervensi singkat, tetapi berakar pada hubungan yang berkelanjutan. Pendekatan ekosistem membuka ruang kolaborasi lintas sektor, mendorong terciptanya perubahan yang mengakar dan mampu memantik kekuatan kolektif.

Peta Aktor Ekosistem

Peta ini memuat aktor penggerak dari ragam sektor dan latar belakang dalam Ekosistem Kolektifa Ruang.

  1. Pemerintah (1 aktor)
  2. Organisasi masyarakat sipil (2 aktor)
  3. Komunitas budaya dan kreatif (4 aktor)
  4. Komunitas masyarakat wilayah hulu (3 aktor)

Praktik Berbagi Daya

Ekosistem Kolektifa Ruang berbagi daya melampaui sumber daya materi, namun juga pertukaran pengetahuan, ruang, dan kepercayaan. Setiap aktor membawa kekuatan uniknya tersendiri: advokasi kebijakan, pengalaman lapangan, kemampuan merakit narasi, serta kecakapan menghubungkan gerakan. 

Melalui forum-forum daring dan luring, Ekosistem Kolektifa Ruang memastikan sumber daya tidak terpusat pada satu aktor atau lembaga, namun tersebar dan bertumbuh di tangan banyak orang.

Visi 2026

Indonesia 2060 adalah negara yang tumbuh dari keadilan, bukan sekadar kemajuan. Pembangunan tidak lagi mengecualikan wilayah tepian dan masyarakat di hulu. Setiap ruang hidup terhubung dari desa, sungai, hingga pusat dengan kebijakan yang berpihak pada rakyat dan keberlanjutan alam. 

Orang muda, perempuan, dan komunitas adalah bagian integral dari proses pengambilan keputusan; pengetahuan lokal berjalan seiring dengan inovasi modern; serta solidaritas menggeser sistem hierarki. 

Indonesia yang punya rasa adil, di mana kemajuan tidak menghapus akar, dan perubahan berarti kehidupan yang lebih adil bagi semua.